Di pagi hari yang cerah kulangkahkan kakiku keluar kamar
dengan agak sedikit cepat dan tergesa-gesa. Kulihat arloji
di tanganku sudah menunjukkan pukul delapan kurang lima.
Kunyalakan mesin dan kutuggangi kuda besi berwarna
kuning yang biasa kupakai untuk jalan-jalan ini tanpa pikir panjang langsung gas pol agar
tidak terlambat. Dalam hati aku terus berpikir apakah seminar itu sudah mulai
atau belum. Aku tergesa-gesa karena seminar itu adalah seminar wajib program
studi. Sesampainya di depan kampus langsung ku
tekan tombol merah dan karcis parkirpun keluar, ku
ambil dengan sigap kemudian palang terbuka menandakan aku boleh
masuk ke dalam. Dengan cepat aku memarkirkan
motor ini di basement.
Aku pun berlari menuju
auditorium yang berada di lantai dasar yang
letaknya lumayan jauh dari basement.
Tempat parkir motor di universitasku berada di gedung dua sedangkan auditorium
berada di gedung satu, itulah yang menyebabkan letak antara tempat parkir dan
auditorium jauh. Biasanya kalau
berjalan kaki dengan santai dari basement
ke lantai dasar bisa memakan waktu hampir tiga menit, tetapi ketika berlari
satu menit aku tempuh bahkan kurang. Di lantai dasar inilah letak auditorium universitasku
berada. Kulihat dari jauh di depan pintu auditorium yang berupa 2 pintu
dorong lumayan besar ternyata masih sepi, hanya ada 5 orang
sedang menunggu
untuk tanda tangan daftar hadir di tiga buah
meja yang disusun secara berdampingan di
samping pintu itu. Kemudian
aku berjalan agak santai sambil melihat ke dalam auditorium melalui dinding
kaca yang bagian bawahnya buram dan di bagian atasnya bening, sehingga hanya orang yang tinggi bisa melihat ke bagian dalam
auditorium dari luar. Ternyata di dalam auditorium tidak begitu ramai
sepenglihatanku dari luar melalui dinding kaca itu. Sesampainya di
meja registrasi aku menunggu giliran. Setelah giliranku tiba, kuambil pena dan
“sret.. sret.. sret” tersengar suara dari pena di atas kertas saat aku
menandatangani di bagian sebelah namaku untuk daftar hadir.
Setelah itu, kudorong
salah satu pintu kaca auditorium yang lumayan berat itu ke dalam untuk masuk ke
bagian dalam. Auditorium yang
berbentuk persegi panjang seperti lapangan futsal ini mungkin hanya bisa
menampung maksimal 600 mahasiswa dengan ukuran lebar kira-kira 20 meter dan
panjang kira-kira 40 meter. Terlihat masih sepi dan banyak kursi yang kosong,
mungkin banyak mahasiswa yang terlambat atau malas datang ke seminar ini. Kulangkahkan kakiku menuju kursi di dekat jendela
yang letaknya agak di depan tempat
teman-temanku berada yang juga masih sedikit yang datang. Kuletakkan tas di
lantai karpet berwarna dasar cokelat yang terlihat agak sedikit kotor itu
karena sering terinjak oleh sepatu-sepatu orang yang berlalu lalang seakan
karpet itu berkata “hei teman bersihkan aku, aku sudah kotor, lembab dan
berdebu”. Kemudian, aku pun langsung duduk di kursi
busa yang sebenarnya empuk dan nyaman
untuk tidur. Kursi busa paduan warna hijau dan hitam dengan logo Surya di bagian atasnya ini
memang nyaman untuk tidur, seringkali beberapa orang terlihat nyaman tidur di
atas kursi ini di seminar-seminar sebelumnya yang pernah aku ikuti. Tidak semua kursi di auditorium berbahan
busa dan berwarna hijau hitam, beberapa
kursi terlihat berwarna biru muda tanpa logo Surya dan bukan berbahan busa namun
plastik. Posisi tempat dudukku sudah sangat nyaman
karena tidak terhalang tiang sehingga bisa melihat ke depan dengan jelas. Ya
begitulah auditoriumku, beberapa tempat memang tidak enak untuk duduk karena
terhalang tiang besar yang berdiri tegap untuk menopang lantai di atasnya,
sehingga orang yang terhalang harus menggeser kepalanya ke kanan atau ke kiri
untuk melihat jelas ke arah panggung.
Terlihat di sekeliling
auditorium beberapa
mahasiswa sibuk dengan laptop dan handphone-nya masing-masing, mungkin
untuk mengusir kebosanan. Di bagian depan auditorium terpampang spanduk besar
bertuliskan Seminar Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi menandakan bahwa aku tidak
salah masuk seminar. Di atas panggung yang tingginya
mungkin hanya 20 sentimeter terdapat tiga
buah sofa dan sebuah meja, mungkin untuk narasumber dan pembawa acara. Di samping
sofa dan meja itu juga
terdapat sebuah mimbar berwarna hitam mengkilap. Sebuah
keyboard juga terlihat di samping kanan depan panggung dengan seseorang sedang
menekan tuts nada dan memainkan lagu yang tidak asing di telingaku tanda sedang
mengecek suara. Kedua speaker kecil di bagian depan di depan spanduk dan belakang dekat
tiang terdengar jelas ketika memainkan lagu tersebut. Jam di tanganku sudah
menunjukkan pukul delapan lewat lima, satu persatu
mahasiswa sudah banyak mengsisi beberapa tempat duduk yang kosong namun suasana di auditorium masih sepi
dan sedikit terdengar sayup-sayup suara beberapa mahasiswa berbisik mengobrol
satu dengan lainnya, seminar belum juga
dimulai. Karena seminar belum di mulai aku bergegas
berjalan keluar menuju ke toilet karena aku baru sadar
kalau belum buang air kecil sejak bangun tidur.
0 komentar:
Posting Komentar