Minggu, 25 Oktober 2015

DUA HARI, SERIBU MAKNA

0


Angin sepoi-sepoi di sore hari ini seakan menghembuskan nafasnya hanya padaku. Aku duduk bersandar di bawah pohon beringin yang sangat besar. Di hadapanku rumput sedang asyik menari-nari tanpa peduli bahwa ada aku yang sedang memperhartikannya. Aku sangat sering ke sini hanya untuk duduk menikmati sore yang indah. Namun, sore ini terasa berbeda. Matahari sore ini terlihat lebih indah dari hari-hari sebelumnya. Aku tersenyum sendiri dibawah pohon ini membayangkan wajah seseorang. Entahlah apa yang sedang kurasakan, yang pasti hati ini tak karuan ketika membayangkan wajahnya.
Tiba-tiba kudengar suara langkah sepatu berbunyi dari arah kiri. Kupalingkan wajahku ke arah kiri untuk melihat siapa yang sedang berjalan. Jantung ini tiba-tiba berdegup kencang ketika dia semakin dekat. Aku tahu wanita itu masih samar-samar mengenalku jadi dia hanya melemparkan senyum dan menganggukkan kepala. Akupun membalas dengan sedikit senyuman seakan tidak terjadi apa-apa di dalam jantung ini. Wanita itu berjalan terus menjauh dari pandanganku. Aku kembali tersenyum sambil membayangkan senyumannya yang indah tadi. Ya, itulah yang terjadi padaku dan alasan kenapa sore ini berbeda dari sore-soreku sebelumnya.
Matahari sudah mulai menenggelamkan dirinya, langitpun juga sudah mulai mewarnai dirinya dengan warna gelap, hari sudah mulai malam. Tidak tahu berapa lama aku berada di situ yang pasti dari tadi kuhabiskan waktu untuk berdiam diri disini membayangkan wajah seseorang. Akupun kembali ke rumah agar tidak dimarahi ibuku. “Ibu.. aku pulang” aku berteriak memberitahu orang rumah bahwa aku sudah sampai di rumah. “Naufal, darimana saja kamu jam segini baru pulang? cepat mandi sana terus makan malam sudah siap di meja ya” sahut ibuku dari dapur. “Iya bu” hanya itu yang kujawab, aku tidak mau menjawab aku darimana. Untungnya ibuku tidak menanyakan ulang aku darimana. Aku bergegas mandi kemudian makan malam bersama keluargaku. Sepanjang aktivitas tadi aku masih mengingat senyumannya yang begitu manis. Malam ini aku selalu dibayangi senyumannya, hingga ketika belajarpun aku masih teringat wajahnya dan membuatku jadi senyum-senyum sendiri ketika belajar. Jam sudah menunjukkan pukul 22.08, karena sudah larut malam akupun merebahkan diri di kasurku yang empuk dan memejamkan mata untuk terlelap dalam alam mimpi.
Keesokan harinya aku kembali ke sekolah kebangganku. SMA 28 adalah satu-satunya SMA Negeri di desaku dan memang satu-satunya SMA di desaku. “Teng…” bel berbunyi dengan keras menandakan seluruh murid untuk masuk ke kelasnya masing-masing. Aku pun duduk di kursiku. Kulihat seorang wanita tidak terlalu pendek, dengan warna kulit kuning langsat memasuki kelas. Ya, dia adalah Della, anak perempuan yang baru kemarin masuk di SMA ku. Dia yang membuat hariku kemarin berubah. Diapun duduk di kursi yang dari dulu kosong yaitu di depanku. Aku sangat bahagia ketika guru menunjuk untuk duduk di depanku kemarin.
Sambil menunggu guru datang aku mengambil buku dan alat tulis dan meletakkannya di atas meja. Kulihat Della sedang sibuk merogoh tasnya, aku tidak tahu dia sedang mencari apa. Namun, tiba-tiba dia menoleh ke belakang dan bertanya padaku “Kamu ada pulpen lebih ga? Aku pinjem dong.. “. Baru pertama kali ini aku melihat dia ngomong, setelah dari hari kemarin dia habiskan untuk diam di kelas. Dengan sigap aku mencari pulpen, kurogoh tasku dengan cepat dan ternyata dewi fortuna berpihak padaku. Aku memang selalu membawa dua pulpen, berjaga-jaga kalau pulpen yang kupakai tiba-tiba habis tintanya. Kemudian, pulpen ini kupinjamkan kepadanya. “Pinjem dulu ya, nanti kubalikin.. ” ucapnya sambil tersenyum. Jantung ini kembali berdegup kencang ketika melihat senyumannya yang indah. Akupun kembali membalas senyumannya seraya berkata “Oke”, seakan kembali berusaha bertingkah bahwa tidak terjadi apa-apa di jantung ini.
Aku tidak bisa melupakan wajahnya. Rambut panjang terurai, bola matanya yang berwarna coklat, tahi lalat didekat alisnya membuatku semakin tak bisa melupakannya. Aku tahu ini hanya cinta-cintaan anak SMA yang mungkin bisa dibilang cinta monyet, mungkin aku hanya sekadar menyukainya tidak lebih. Sepanjang pelajaran aku tidak bisa konsentrasi pada pelajaran. Fokusku hanya tertuju pada dia, walaupun hanya rambut dan punggungnya saja yang bisa kulihat. “teng.. teng…” bel istirahat pertama berbunyi. Tidak terasa sudah memasuki istirahat pertama. “Ehh.. nanti pulang ya aku balikin pulpennya” tiba-tiba dia menghadap belakang. “Hahhh..” aku agak sedikit terkejut “Apa?” tanyaku tanda aku tidak dengar apa yang dia katakan tadi. “Ini nanti aku balikin pulpennya pas pulang sekolah ya..? hehe” katanya sambil sedikit tertawa. Kali ini jantungku sudah mulai bisa mengontrol detaknya sendiri, mungkin karena sudah terbiasa. Namun, aku masih gugup ketika berbicara dengannya. “Hmm.. ohh.. iya gapapa kok pinjem aja dulu” jawabku gugup karena aku terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaannya. Untungnya dia tidak sadar aku bersikap aneh.
“teng… teng…” bel tanda selesai istirahat berbunyi. Akupun berjalan kembali ke kelas setelah jajan dari kantin.
Kulihat dari jauh Della sedang asyik menulis sesuatu di bukunya menggunakan pulpen yang kupinjamkan. Akupun berjalan melewatinya berusaha melihat apa yang ditulisnya, ternyata tertutup oleh rambutnya. Akupun duduk di kursiku dengan malas, karena setelah ini merupakan pelajaran yang tak kusukai yaitu fisika.
“teng.. teng.. teng..” akhirnya bel pulang sekolah berbunyi. Seluruh siswa membereskan bukunya bersiap pulang ke rumahnya masing. Jam menunjukkan pukul 15.31 yang berarti jam pulang sekolah untuk SMA ku. Hampir setiap hari aku pulang sampai sore karena ada program bimbingan belajar tambahan untuk kelas 12 sebagai persiapan UN dari pihak sekolah.
Akupun memasukkan buku dan alat tulis ke dalam tas. “Naufal.. nih aku balikin pulpennya, makasih ya” ucap Della. Aku saja sudah lupa kalau pulpenku dipinjam Della. “Ohh.. iya iya sama-sama Della” aku menjawab Della. “Ngomong-ngomong kok kamu tau namaku?” aku bingung dia tahu darimana namaku. “Yaiyalah fal, itu kan ada nama kamu di baju hehe..” Della tertawa kecil. “Ya ampun iya juga ya hahaha..” akupun membalas juga dengan tertawa. Kemudian dari sini Della memulai pembicaraan.
“Ohh iya ngomong-ngomong yang kemarin duduk di bawah pohon itu kamu kan?” Tanya Della.
“Iya itu kemarin aku.” Jawabku.
“Maaf ya kemarin nggak negur, soalnya aku kemarin belum tau nama kamu hehe.. jadi aku cuma bisa senyum aja” Obrolan kami semakin asyik.
“Iya gak apa apa kok. Ngomong-ngomong kamu kemarin mau kemana?” aku memulai pertanyaan lagi
“Ohh itu aku mau pulang, rumahku nggak jauh dari situ kok” Della menjawab
“Memang rumah kamu yang mana?” tanyaku bingung.
“Yang pagar warna putih itu, kalau ngga salah yang pagar putih cuma rumahku aja” jawab Della dengan serius
“Ohh kamu baru pindah ke sini ya? Soalnya seingatku rumah itu udah lama kosong” tanyaku penasaran.
“Iya fal, itu rumah omku, keluarga aku baru saja pindah sekitar 5 hari yang lalu karena papaku ditugaskan di desa ini” ujar Della
“Ohh begitu” jawabku sambil mengangguk
            “Kalo rumah kamu dimana fal?” Della menanya balik
            “Rumahku agak jauh lagi sih, dari rumah kamu lurus aja ntar belok kiri kalo ketemu pertigaan, nah abis ketemu perempatan belok kanan lurus aja sampe mentok pertigaan belok kiri, nggak jauh dari situ ada rumah warna biru itu, nah itu rumahku” aku menjawab dengan panjang.
            “Jauh juga ya.” Della mengangguk walaupun aku tahu Della agak sedikit bingung mendengarnya.
            “Iya memang agak jauh hehe..” jawabku mengiyakan
            “Yaudah fal aku pulang duluan ya, pacarku udah nungguin nih di depan gerbang sekolah” ketika Della mengatakan itu, hatiku tiba-tiba seperti di tusuk 1000 buah pisau. Aku terdiam sejenak, tidak tahu mau berkata apa. Wanita yang kukagumi ternyata sudah mempunyai pacar kataku dalam hati. “Fal.. Naufal..?” Panggil Della menyadarkanku. Akupun sontak terkejut “Ohh.. iya Della, apa tadi kamu bilang?” aku menanyakan ulang memastikan bahwa telingaku masih bekerja dengan baik atau tidak. “Ya ampun Naufal kamu melamun ya? Hahaha.. aku bilang tadi aku mau pulang duluan ya, pacarku udah nungguin soalnya” Della mengulangi kata-katanya. “Ohh maaf hehe.. tadi aku kebelet pipis jadi ngga konsentrasi” jawabku bohong. “Ya ampun Naufal haha.. yaudah kamu ke toilet dulu sana”. “Daa, Naufal” teriak Della sambil melambaikan tangannya berjalan keluar kelas. “Oke.. hati-hati Della” aku membalas salam Della biasa saja, seakan di dalam hati tidak terjadi apa-apa.
            Ya, begitulah kisahku selama dua hari yang tak bisa kulupakan. Sedih dan bahagia campur aduk menjadi satu. Walaupun masih ada sedikit rasa yang terpendam terhadap Della, aku berusaha biasa saja saat bertemu dengannya. Bahkan, sampai saat kelulusan kudengar Della masih dengan pacarnya. Kuharap kita bisa bersama Della, suatu saat nanti.

Rabu, 14 Oktober 2015

SCRIPT IKLAN KAMPANYE ANTI ROKOK

0


Kelompok 4: 
Annisa Rahmatia
Decky Tri Isdian Novianoor
Doni Rivaldo
Stefan Loranthifolia
Thalia Wijaya

Iklan ini bertujuan untuk menghimbau masyarakat agar tidak menomor duakan kesehatannya dengan merokok.

Target iklan: Dewasa
Pesan: Jangan nomor duakan kesehatanmu!

SCRIPT IKLAN KAMPANYE ANTI ROKOK
  
SCENE 1
Seorang wanita berjalan keluar dari sebuah minimarket sambil membawa sebuah kantong plastik berisi jeruk yang ia beli untuk pacarnya. Wanita itu berjalan kaki menuju rumah kekasihnya. Sejenak ia teringat akan tagihan kartu kreditnya yang makin membengkak.
Wanita: (Berkata dalam hati sambil memijit dahinya dan memasang wajah cemberut) “Ya Tuhan, mengapa hidup ini berat sekali? Tagihan kreditku terus bertambah. Ah, semoga bertemu dengan pacarku bisa membuat beban ini sedikit hilang.”

SCENE 2
Sang wanita sampai di depan rumah pria yang merupakan kekasihnya. Secara perlahan wanita membuka pagar tinggi berwarna hitam. Wanita itu melihat sebuah mobil sport merah yang bukan milik kekasihnya terparkir di garasi sambil memasang raut wajah heran, tetapi ia terus berjalan memasuki rumah pacarnya yang pintunya tidak terkunci.

SCENE 3
Wanita sampai di ruang tamu, kemudian ia duduk beberapa menit. Ia mencium aroma lilin aromatherapy yang memanjakan hidungnya. Wanita itu melihat kepulan asap yang keluar dari sebuah pintu yang merupakan pintu kamar kekasihnya
Wanita: (berkata dalam hati) "Ia masih saja merokok..."

SCENE 4
Wanita itu berjalan ke kamar kekasihnya. Setibanya di tempat tersebut, Wanita pun terkejut dengan apa yang ia lihat.

SCENE 5
Kekasihnya sedang berduaan dengan wanita lain sambil merokok bersama.

SCENE 6
Kantong plastik berisi jeruk yang dibawa wanita itu jatuh seketika, menumpahkan seluruh isinya.

SCENE 7
Kekasihnya terkejut melihat kedatangan wanita itu, lalu mencoba menjelaskan.
Pria: “Aaa...aaaku bisa jelaskan semua ini…” (sambil berangkat dari tempat tidurnya)
Kemudian wanita itu lari meninggalkan pria itu bersama selingkuhannya.

SCENE 8
Pria itu berusaha mengejar kekasihnya.
Pria: “Sayang aku bisa menjelaskan semua iniiiii!” (Sambil meraih tangan Wanita dengan wajah sedih)
Wanita: (Terlebih dahulu menampar wajah sang pria) “Aku tak perlu penjelasan!”

SCENE 9
Kemudian Wanita meninggalkan Pria seorang diri. Ia merenung di tempat tersebut dan menyesali perbuatan yang telah ia lakukan. Setelah merenung sang pria kembali ke rumahnya. Hati nya sedang dalam keadaan hancur, kemudian ia mengusir wanita selingkuhannya.

SCENE 10
Wanita selingkuhan itu pun meninggalkan si pria dengan rasa kesal dan sedih. Kemudian pria itu mengambil bungkus rokoknya yang berada di kamar, kemudian ia mengambil sebatang rokok dan menyalakan rokok tersebut.

SCENE 11
Pria berfikir untuk pergi ke suatu tempat untuk menengankan pikirannya. Akhirnya Pria pun bergegas untuk mengganti baju, menaruh batang rokoknya di sembarang tempat dan lupa mematikannya lalu pergi.

SCENE 12
Rumah sang pria terbakar dan si jago merah melahap semua isi yang ada di rumah sang pria.

SCENE 13
Setelah beberapa jam pria itu kembali, ia mendapati rumahnya sudah lenyap dilahap si jago merah. Pria itu pun hanya bisa meratapi nasibnya.

SCENE 14
Sekitar setengah jam kemudian, Pria sedang duduk termenung menyaksikan beberapa pemadam kebakaran yang sudah datang berusaha untuk mematikan api yang membakar rumahnya.

SCENE 15
Wanita: (datang dan menghampiri Pria dari belakang lalu menepuk pundaknya) “Kamu bisa mulai dari awal lagi, kok..”
Pria: (berdiri, lalu berbalik dan terkejut melihat Wanita. Seketika itu Pria langsung memeluknya) “Maafin aku…”
Wanita: (membalas pelukan Pria) “Nggak apa-apa, yang penting kamu sadar sekarang..”
(Setelah kejadian ini, pria memulai lembaran hidup baru. Ia kembali bersama wanita itu dan akhirnya sang pria berhenti merokok.)

SCENE 16
Pada suau siang di pinggir sebuah jalan yang ramai, terlihat sekelompok orang memakai kaus bertuliskan “STOP SMOKING!”, diantaranya adalah sang pria yang sekarang sudah menjadi aktivis anti rokok.

SCENE 17
Pria: (membagi-bagikan brosur berisi himbauan anti rokok kepada pengguna jalan yang lewat.)
Wanita: (membantu kekasihnya membagikan brosur bersama dengan anggota lainnya.)

SCENE 18
Pria: (menengok ke arah wanita yang ada di sampingnya, lalu bersama menoleh ke kamera.)

SCENE 19
Wanita: “Jangan nomor duakan kesehatanmu!”
Pria: “Hargai orang yang sayang padamu!”

Wanita dan Pria: (mengucapkan bersama-sama) “Kalau sudah tahu bahaya, kenapa masih merokok?”

Treatment:
1. Siang hari
2. Seorang wanita terlihat sedang berbelanja di sebuah minimarket
3. Pikiran mengenai tagihan kartu kredit tiba-tiba mengisi pikirannya.
4.  Wanita itu memutuskan untuk pergi ke rumah pacarnya untuk melepaskan         beban pikiran
5. Ia keluar dari minimarket dengan menenteng sebuah plastik berisi jeruk untuk pacarnya
6. Akhirnya ia sampai di rumah pacarnya.
7. Ia melihat mobil sport berwarna merah
8. Aku di ruang tamu dan mencium aroma yang tidak sedap
9. Pintu kamar itu terbuka perlahan dan gerombolan asap menghembus keluar dari kamarnya.
10. Tanpa menunggu lagi kulangkahkan kaki kecilku ini menuju kamarnya sambil         menenteng kantung plastik berisi jeruk yang akan segera kuberikan padanya
11. Wanita mana yang tidak hancur hatinya melihat sang kekasih yang disayangi sedang mencumbu wanita lain?
12. Mereka tidak menyadari keberadaanku dan aku menjatuhkan plastik yang berisikan jeruk.
13. Menyadari kehadiran orang lain, pria dan wanita yang sedak asik itu melihat ke arahku dan sang pria mengejarku.
14. Sang pria lalu berkata”Sayang......aku bisa jelasin semua ini.”
15. Mata dan hatiku panas. Mungkin sepanas api neraka.
16. Sudah cukup aku melihat penjelasan tersebut dari mata kepalaku sendiri.
17. Aku tidak ingin berlama lama kemudian aku pergi.
18. Pria tersebut mengejarku dan meninggalkan wanita selingkuhannya di kamar
19. Aku berlari ke tengah jalan dan orang memandangiku sambil menangis terisak isak.
20. Tiba tiba seorang pria menarikku dan menahanku dari belakang.
21. “Aku mohon....dengarkan penjelasanku.”, Kata seorang pria yang ternyata mantanku.
22. Dengan sekuat tenaga aku melepaskan diri dan menampar mantaku hingga jari jariku membekas di pipi.
23. Ini artinya hubunganku telah berakhir dan aku tidak ingin terluka lebih dalam lagi.
24. Aku meninggalkannya tanpa arti dipinggir jalan.
25. Pria yang berselingkuh itu kemudian kembali ke rumahnya dengan penuh penyesalan.
26. Ia mendapati wanita selingkuhannya tengah bersama dengan pria lain di kamarnya.
27. Sudah jatuh tertimpa tangga.
28. Ia harus kehilangan diriku karena perselingkuhannya dan wanita yang ia selingkuhi pun bukanlah wanita yang baik.
29. Aku mendengar di sekitarku bahwa dia semakin frustasi dan semakin banyak merokok untuk mengalihkan pikirannya.
30. Namun kemalangannya datang kembali, rumahnya terbakar karena ia lupa mematikan rokoknya sebelum pergi.
31. Aku ingin sekali menolongnya, menjadi orang yang selalu berada di sampingnya dalam keadaan sesulit apapun yang harus ia hadap
32. Tetapi aku mengurungkan niatku karena apa yang ia telah perbuat padaku dan ingin melihat perubahannya.
33. Ia yang kini benar-benar menjadi seorang diri, sedang tertimpa musibah dan mulai menyadari semua kesalahannya.
34. Sebulan kemudian mantanku telah berubah.
35. Ia tidak lagi merokok dan mengabdikan dirinya menjadi aktivis tanpa rokok.
36. Aku sangat bahagia untuknnya, dengan apa yang ia lakukan.
37. Ini semua akan sangat berguna untuk memperbaiki kehidupannya, seperti yang pernah kukatakan padanya dulu, dan berharap ia akan menjadi orang yang lebih baik.

SKENARIO

SCENE
VISUAL
AUDIO
DURATION
00
Color Bar
OFF
00:00:03:00
01
BLANK
OFF
00:00:02:00
02
Identification Program
Judul:
“Jangan Nomor duakan Kesehatanmu”
OFF
00:00:05:00
03
BLANK
OFF
00:00:02:00
04
Countdown
Tone
00:00:05:00
05
BLANK
OFF
00:00:02:00
06
LS
Siang hari
SFX
Instrumen
00:00:02:00
07
LS
Wanita keluar dari minimarket dan berjalan ke rumah pacarnya
MUSIC
Instrumen
SFX
Suara kendaraan di jalan
00:00:05:00
08
CU
Wanita memijit dahinya dan memsasang wajah cemberut
DIALOGUE
“Ya Tuhan, mengapa hidup ini berat sekali? Tagihan kreditku terus bertambah beban hidup terasa berat sekali. Ah, semoga bertemu dengan pacarku bisa membuat beban ini sedikit hilang.”
00:00:20:00
09
CU
Wanita sampai di rumah pacarnya dan melihat pagar tidak terkunci
MUSIC
Off
SFX
suara kunci pagar
DIALOGUE
Wanita dalam hati Mobil sapa ni? Kayaknya kenal deh sama mobil ini
00:00:03:00
10
CU
Wanita masuk ke dalam
MUSIC
Off
SFX
Suara pagar dibuka
00:00:03:00
11
CU
Wanita duduk di kusi
MUSIC
Off
SFX
Off
00:00:05:00
12
MS
Wanita berdiri dan berjalan ke arah kamar pacarnya sambil membawa jeruk
MUSIC
Off
SFX
suara langkah kaki
00:00:02:00
13
CU
Wanita terkejut pacarnya selingkuh
MUSIC
musik tegang
00:00:02:00
14
MS
Pria beranjak dari tempat tidurnya
MUSIC
musik tegang
DIALOGUE
aaa...aaaku bisa jelaskan semua ini
00:00:05:00
15
MS
Wanita berlari meninggalkan pacarnya
MUSIC
musik tegang
00:00:03:00
16
LS
Pria berusaha mengejar Wanita
MUSIC
musik tegang
00:00:02:00
17
MS
Pria meraih tangan Wanita
MUSIC
musik tegang
00:00:02:00
18
CU
Wanita menampar Pria
MUSIC
musik tegang
DIALOGUE
Aku nggak butuh penjelasan!
00:00:01:00
19
MS
Pria seorang diri ditinggalkan oleh pacarnya
MUSIC
musik tegang
00:00:03:00
20
LS
Pria mengusir selingkuhannya
MUSIC
musik tegang
00:00:03:00
21
LS
Wanita selingkuhan itu meninggalkan Pria dengan rasa kesal dan sedih
MUSIC
musik sedih instrumen piano
00:00:05:00
22
CU
Pria mengambil sebatang rokok dan menyalakannya
MUSIC
musik sedih instrumen piano
00:00:02:00
23
CU
Pria berdiri menghadap jendela dan merokok
MUSIC
musik sedih instrumen piano
00:00:03:00
24
CU
Pria tidak sengaja membuang puntung rokok yang masih hidup secara sembarang
MUSIC
Off
SFX
bunyi puntung rokok yang masih menyala jatuh secara perlahan
00:00:02:00
25
MS
Pria keluar rumah ingin menyegarkan pikirannya
MUSIC
Off
00:00:02:00
26
CU
Api perlahan menyebar
MUSIC
Musik tegang
00:00:05:00
27
LS
Api membesar dan melahap seluruh isi rumah Pria
MUSIC
Musik tegang
SFX
suara api
00:00:05:00
28
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
00:00:05:00
29
MS
Pria kembali kerumahnya dan termenung menyaksikan beberapa pemadam kebakaran yang sudah datang memadamkan api
MUSIC
dari musik tegang transisi menjadi musik sedih
SFX
Suara ramai
00:00:10:00
30
MS
Saat Pria termenung, Wanita medekat Pria dari belakang dan menepuk pundaknya
MUSIC
Musik sedih
DIALOGUE
kamu bisa mulai dari awal lagi kok
00:00:07:00
31
MS
berbalik badan dan memeluk Wanita
MUSIC
Musik sedih
DIALOGUE
Pria : maafin aku
Wanita : Nggak apa-apa yang penting kamu sadar sekarang
00:00:10:00
32
BEBERAPA BULAN KEMUDIAN
00:00:05:00
33
LS
Sekelompok orang memakai kaos “STOP SMOKING”
MUSIC
Musik instrumen bahagia
00:00:05:00
34
MS
Pria bersama Wanita membagikan brosur berisi himbauan anti rokok bagi pengguna jalan
MUSIC
Musik instrumen bahagia
SFX
Suara kendaraan
00:00:10:00
35
CU
Wanita
MUSIC
Musik instrumen bahagia
DIALOGUE
Jangan Nomor Duakan Kesehatanmu
00:00:03:00
36
CU
Pria
MUSIC
Musik instrumen bahagia
DIALOGUE
Hargai Orang Yang Sayang padamu
00:00:03:00
37
CU
Wanita dan Pria
MUSIC
Musik instrumen bahagia
DIALOGUE
Kalau sudah tahu bahaya, kenapa masih merokok?
00:00:04:00
38
CLOSING TRANSITION
Jangan Nomor duakan kesehatanmu, hargai orang sayang padamu
Kalau sudah tau bahaya, kenapa masih merokok?
00:00:10:00
 Keterangan
LS : Long Shot
MS : Medium Shot
CU : Close Up

Durasi total : 178 Detik (2 Menit 58 Detik)

Sinopsis (Versi Cerpen):

Pada siang hari yang terik itu, aku melangkahkan kakiku keluar dari sebuah mini market ternama. Ya, aku membelikan sebuah jeruk untuk kekasihku. Di perjalanan, berbagai hal abstrak memasuki pikiranku. Tiba-tiba aku teringat akan tagihan kartu kredit yang semakin membengkak. Memikirkannya saja sudah membuat dadaku sesak. Tapi tak apa, sesampainya di rumah kekasihku aku akan melepaskan beban pikiranku.
            Siang ini udara semakin panas, aku terus melangkahkan kakiku sambil menenteng sebuah kantung plastik berisi jeruk yang kubeli dengan harga murah. Akhirnya aku sampai di rumah minimalis berpagar hitam ini. Kulihat pagarnya tidak terkunci, jadi aku langsung masuk ke dalam bermaksud untuk mengejutkan kekasihku. Aku melihat sebuah mobil sport merah bernomor polisi B 6100 GBV yang tidak kukenali berada di garasi. “Mungkin Ia sedang meminjam mobil temannya.”, pikirku.
            Sekarang aku sudah berada di ruang tamunya. Aku mencium aroma wewangian aromatherapy yang menggoda datang dari lilin yang menyala terang di sebuah meja. Di sebelah lilin tersebut sebuah pemantik berdiri dengan kokoh mendampingi lilin itu.
            Aku tahu persis dimana letak kamar kekasihku. Pintu kamar itu terbuka perlahan dan gerombolan asap menghembus keluar dari kamarnya. Ah, ia masih saja merokok dan tidak mau mengikuti perkataanku untuk berhenti dari racun itu. Tanpa menunggu lagi kulangkahkan kaki kecilku ini menuju kamarnya sambil menenteng kantung plastik berisi jeruk yang akan segera kuberikan padanya. Namun saat aku sampai di kamarnya, api seakan membara di dadaku. Wanita mana yang tidak hancur hatinya melihat sang kekasih yang disayangi sedang mencumbu wanita lain?  Dadaku seketika itu sesak.
            Mereka tidak menyadari keberadaanku disitu. Tanpa sadar aku menjatuhkan plastik berisi jeruk ke lantai yang mengakibatkan seluruh isinya merangsak keluar. Menyadari kehadiran orang lain di dalam kamarnya, pria dan wanita yang sedang asyik itu melihat ke arahku yang berdiri tertegun di ambang pintu. Sang pria yang merupakan kekasihku itu membelalakkan matanya seakan tak percaya dengan apa yang ia lihat lalu dengan gagap berkata “Sayang.... Aku bisa jelasin ini semua...”
            Mata dan hatiku terasa panas, lebih panas dari api yang dapat membakar sebuah gedung. Mungkin sepanas api neraka. Aku pikir aku sudah cukup mendapat penjelasan dari apa yang aku lihat. Tidak ingin lebih lama berada di sana, aku langsung berlari keluar dari rumah kekasihku dan mengacuhkan jeruk-jeruk yang berserakan di lantai karena aku jatuhkan. Pria itu mengejarku, membiarkan wanita selingkuhannya itu bingung di kamarnya.
            Aku berlari menuju ke arah jalan yang cukup besar dan sedikit ramai, semua orang bingung melihatku berlari sambil menangis terisak-isak. Tiba-tiba ada seseorang pria yang menarik tanganku dari belakang dan menahanku untuk melangkah. “Aku mohon....dengarkan penjelasanku.”, kata seorang pria yang sedang menahanku dan ternyata adalah kekasihku. Dengan sekuat tenaga aku melepaskan diri dan menamparnya hingga jari-jariku membekas di pipinya. Ini mengartikan bahwa hubungan kita telah berakhir. Aku tidak akan membiarkannya melukai hati ini semakin dalam lagi.
            Aku mendengar dari orang-orang, bahwa ia menjadi frustasi dan semakin banyak merokok untuk mengalihkan pikirannya sejak kejadian terakhir itu. Namun kemalangan menimpanya lagi, rumahnya terbakar habis karena ia lupa mematikan rokok sebelum meninggalkan rumah. Aku ingin sekali menolongnya, menjadi orang yang selalu berada di sampingnya dalam keadaan sesulit apapun yang harus ia hadapi. Rasa cinta memang bisa menghapuskan kesalahan sebesar apapun.
            Saat aku sedang berjalan di taman, aku melihat mantan kekasihku sedang termenung dengan wajah sedih seorang diri. Aku memutuskan untuk menghampirinya, memberikan senyuman dan simpati atas apa yang menimpanya. Hatinya tersentuh dan ia meminta maaf padaku atas semua yang telah ia lakukan. Tetapi tidak semudah itu aku akan memaafkannya. Aku memintanya untuk berhenti merokok dan memperbaiki hidupnya dari racun itu. Ia menyetujui syarat yang kuberikan untuk berhenti merokok dan berjanji akan menjadi aktivis anti rokok.
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com